Sesampai di rumah masih banyak debu yang berada di kepala Rosul Allah SAW. Sayyidatuna Fathimah mendekati ayahnya, membersihkan debu yang mengotori kepala ayahnya, tanpa terasa air mata membasahi wajahnya. Fathimah ingin menahan tangisannya, akan tetapi tidak mampu menahan air matanya. Fathimah terus membersihkan kepala ayahnya dan Fathimah terus menangis.. Menangis.. Menangis..
Nabi SAW menoleh sembari berkata, “Wahai Putriku, janganlah engkau menangis sebab Allah akan menampakkan agama ini. Tidak ada tempat yang terbuat dari batu, tanah atau kayu (seluruh tempat) kecuali agama ayahmu akan masuk baik menjadikan mereka mulia atau menjadikan mereka hina.”
Beginilah keadaan mereka terus dalam keadaan jihad dengan kesabaran.
Haripun berlalu.. Kesehatan Sayyidatuna Khadijah semakin melemah, sakitnya semakin parah. Sayyidatuna Fathimah dan Ummu Kultsum setia mendampingi duduk di samping ibunya. Rintihan sakit terdengar dari bibir Sayyidatuna Khadijah, air matanya pun tak sanggup menutupi rasa sakitnya.
Bersambung